Bisnis, Jakarta - Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Destry Damayanti angkat bicara terkait prediksi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat atau Fed Fund Rate (FFR). Menurut dia, dengan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 4,75 persen, Indonesia masih cukup kompetitif.

Destry mengatakan, kebijakan untuk menaikkan 7-Day Reverse Repo Rate harus dilihat dari berbagai aspek. Saat ini, dia menilai, persepsi resiko sedang meningkat.

Namun, menurut Destry, momentum pertumbuhan dalam negeri sedang terjadi. Karena itu, dia mengatakan, BI harus melihat semua aspek yang ada secara seimbang sebelum menaikkan suku bunganya.

Destry menyarankan regulator harus bisa memperhatikan keseimbangan dalam mengambil suatu kebijakan. “Kita jangan mentang-mentang di sana suku bunga naik, kita juga naik. Kan kita punya stance. Saya rasa, BI punya banyak pertimbangan (untuk menaikkan suku bunga)," tuturnya saat ditemui di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Rabu, 30 November 2016.

Suku bunga, menurut Destry, terutama suku bunga kredit, sulit dipatok karena tergantung kondisi pasar. Saat ini, dengan menangnya Donald Trump dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat, persepsi risiko bergerak naik. "Apalagi, di AS, ada kecenderungan kenaikan suku bunga yang agresif. Itu berpengaruh ke sektor keuangan," tuturnya.

Apalagi, kata Destry, Indonesia merupakan salah satu emerging market yang mendapatkan arus modal masuk cukup tinggi dari asing. Karena itu, suku bunga yang rendah merupakan salah satu cara untuk menahan arus keluar. "Itu market dan market tidak bisa dilawan. Terkait suku bunga, dalam kondisi begini, kita harus melihat pergerakan market.”

Saat ini, menurut Destry, penurunan biaya dana (cost of fund) perbankan juga flat. Bulan lalu, cost of fund perbankan secara keseluruhan turun cukup dalam, mencapai lebih dari 20 basis poin. Bulan ini, penurunan cost of fund berada di kisaran 4 basis poin. "Bottom-nya suku bunga di sini. Perbankan juga sudah nyaman dengan posisi sekarang," katanya.

ANGELINA ANJAR SAWITRI