Dunia, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menghadiri acara Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Retreat yang digelar di Yangoon, Myanmar. Dalam keterangan resminya, Retno menuturkan kegiatan tersebut merupakan undangan State Counselor Myanmar, Daw Aung San Suu Kyi kepada seluruh menteri luar negeri negara ASEAN dalam format retreat.

“Pertemuan ini merupakan suatu langkah baik untuk memberikan kesempatan ASEAN sebagai suatu keluarga besar membahas secara konstruktif situasi di Rakhine State,” ujar Menlu Retno, Ahad, 18 Desember 2016.

Retno menuturkan, dalam pertemuan tersebut Indonesia akan menekankan pentingnya untuk segera memulihkan keamanan dan stabilitas di Rakhine. Daerah tersebut merupakan negara bagian di Myanmar barat yang selama ini menjadi 'rumah' bagi orang-orang Rohingya.

Selain itu, Retno mengatakan pemerintah Indonesia juga terus mendorong agar penghormatan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia bagi semua masyarakat di Rakhine. “Hak asasi minoritas Muslim harus terus ditegakan.”

Pemerintah Indonesia juga akan mengusulkan agar akses kemanusiaan bisa terus diperluas, termasuk akses bagi pemberian bantuan kemanusiaan dari ASEAN. Menurut dia, ASEAN memiliki kemampuan untuk membantu sesama anggota yang sedang menghadapi masalah.

“Kami berharap negara-negara ASEAN dapat mendukung secara konkret upaya Myanmar untuk membuat situasi di Rakhine State lebih stabil dan kondusif”, kata Retno.

Kunjungan Retno ke Myanmar kali ini merupakan yang kedua kalinya untuk membahas perkembangan situasi di Rakhine. Sebelumnya pada November lalu, Retno juga sempat bertemu dengan Daw Aung San Suu Kyi di Naypyidaw. Dalam pertemuan itu, Retno membahas langkah yang dapat dilakukan Myanmar, termasuk membuka akses kemanusiaan dan dukungan pembangunan di Rakhine yang dinilai inklusif.

“Pertemuan ASEAN Retreat di Yangoon ini adalah tindak lanjut dari hasil pertemuan kami dengan State Counsellor, Daw Aung San Suu Kyi, bulan 6 November lalu,” kata Retno.

LARISSA HUDA