Nasional, Klaten - Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PLN Nasri Sebayang mengatakan sistem kelistrikan Jawa-Bali sudah kuno di mata warga negara asing. Jika pembangkit-pembangkit listrik baru sudah beroperasi sementara jaringan yang akan mengevakuasi daya belum disempurnakan, Nasri khawatir bakal terjadi banyak hambatan.

“Ibarat kita punya mobil banyak, jalan tolnya cukup, tapi banyak hambatan. Jangan sampai seperti Tol Brexit, jalannya panjang tapi rawan kecelakaan,” kata Nasri saat berpidato dalam acara peresmian Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 500 kV Pedan di wilayah Desa Troketon, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten, pada Senin, 19 Desember 2016.

Nasri mengatakan, sistem kelistrikan Jawa-Bali didesain pada akhir era 70-an dan baru dibangun pada awal era 80-an. Padahal, dalam kurun 5-10 tahun mendatang, akan ada tambahan pembangkit listrik di sistem Jawa-Bali yang mencapai sekitar 30.000 MW.

Adapun pada 2019, diprediksi akan ada tambahan pasokan listrik sekitar 6.500-6.700 MW dalam sistem Jawa-Bali. Seiring dengan tumbuhnya pembangkit-pembangkit berdaya besar, Nasri berujar, menjadi tantangan bagi PLN untuk tetap bisa menyalurkan listrik kepada masyarakat secara aman dan baik.

Mendatang pembangkit listrik tidak akan kenal lagi skala 300 MW. Paling sedikit 600-1.000 MW. Pada 2019, akan masuk sekitar 3.000-4.000 MW untuk Jawa-Bali dari PLTU Batang, PLTU Jawa 7 Banten, dan PLTU Cilacap.

Gangguan juga menjadi ancaman. “Jaringan kita cukup, semua cukup, tapi banyak terjadi trip (gangguan),” kata Nasri. Ia mencontohkan, beberapa tahun lalu, satu unit PLTU Pacitan berdaya 300 MW mengalami gangguan sehingga beban dialihkan ke GITET Pedan. Karena GITET Pedan sudah kelebihan pasokan, akibatnya sekitar 6-7 Gardu Induk (GI) dipadamkan.

Manager Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat PLN, Robert Aprianto Purba, mengatakan GITET 500 kV Pedan dikerjakan sejak 2012 dan baru selesai pada 19 Desember 2016 dengan anggaran Rp224 miliar. “GITET 500 kV Pedan merupakan salah satu peralatan tegangan ekstra tinggi untuk menunjang program 35.000 MW,” kata Robert.

DINDA LEO LISTY